Jumat, 28 Mei 2010


Praktikum II

A. Judul : Membuat Preparat Sementara.

B. Tujuan :

1). Mahasiswa trampil membuat/menyediakan preparat sementara

C. Dasar teori

Pada prinsipnya ada tiga macam irisan berdasarkan bidang pemotongan, yaitu:

1. Irisan melintang (cross section,biasanya disingkat c.s atau x.s)adalah irisan dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dari objek.

2. Irisan membujur (longitudinal section,biasanya disingkat l.s)adalh irisan sejajar dengan sumbu horizontal dari objek.

Ø Irisan membujur radial : jika sediaan itu diiris tegak lurus pada sumbu organ

Ø Irisan membujur tangensial : apabila arah irisannya tidak melewati sumbu organ tetapi hanya sejajar dengan sumbu organ. Sebenarnya pengertiannya adalah sejajar dengan permukaan luar tubuh tumbuhan.

Ø Untuk batang tumbuhan yang penampang melintang berbentuk persegi misalnya kumis kucing maka kalau diiris membujur lewat sumbu disebut penampang bujur diagonal.

Ø Untuk bahan seperti biji jarak yang mempunyai bidang setangkup, maka penampang bujur yang diiris melewati sumbu disebut penampang bujur median.

3. Irisan tengah (median section,biasanya disingkat med.atau m.)adalah irisan sejajar dengan atau tegak lurus pada bagian tengah suatu objek.

Pembuatan sediaan irisan (section preparation) ini ditujukan pada obyek-obyek yang besar dan tebal baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan, supaya jaringan dan sel-selnya dapat dilihat dibawah mikroskop, perlu ditipiskan dengan jalan diiris-iris menjadi bagian yang kecil dan tipis. Beberapa bahan seperti ranting-ranting kecil, ujung batang yang masih mudah, dapat dipotong atau diiris menjadi bagian-bagian yang cukup tipis dengan mempergunakan pisau cukur atau silet. Bahan-bahan yang tidak begitu kuat seperti daun, akar dan jaringan-jaringan hewan agar dapat dipotong tipis harus ditunjang dengan gabus, paraffin atau bahan lain.

Untuk memperoleh irisan yang cukup tipis sesuai dengan yang dikehendaki, dipakai suatu alat pengiris yang dapat mengiris jaringan dalam ukuran micron. Untuk dapat diiris dengan mikrotom maka obyek atau jaringan harus terlebih dahulu diinfiltrasi dan diblok dengan parafin.

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi. Beberapa penggunaan mikrotom:

Beberapa penggunaan mikrotom:

· Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan ke dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.

· Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti Araldine(R), bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal 2 – 100 nm.

Salah satu jenis mikrotom yaitu Mikrotom tangan, Mikrotom tangan merupakan mikrotom dengan bentuk paling sederhana. Alat ini biasa digunakan di laboratorium sekolah untuk membuat sayatan spesimen yang tipis sekali (kurang lebih 20), supaya dapat dilihat di bawah mikroskop. Misalnya sayatan daun, batang, akar, dan sebagainya.

D. Alat dan bahan

1. Mikroskop

2. Kaca benda

3. Kaca penutup

4. Silet zorik

5. Organ tumbuhan (batang, daun)

E. Cara kerja

1. Daun

Karena daun tidak begitu kuat maka sebelum daun dipotong kita menggunakan bantuan gabus untuk menjepit daun yang akan kita buat irisan. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

v Mengambil gabus dan dibentuk seperti balok, kemudian diberi irisan dibagian tengah, ini dimaksudkan untuk menjepit daun yang akan diiris

v Kemudian daun dijepitkan kedalam gabus tadi, lalu mulai membuat irisan yang setipis dengan silet, baik itu irisan membujur atau melintang

v Setelah itu irisan daun (membujur atau melintang) diletakkan di kaca benda, lalu ditetesi dengan air dan selanjutnya ditutup dengan kaca penutup.

v Diamati dibawah mikroskop.

2. Batang

Langkah-langkah pembuatan irisan pada batang adalah sebagai berikut :

v Diambil batang tumbuhan

v Diiris setipis mungkin dengan silet, baik itu irisan melintang atau membujur terserah kita bagaimana cara pengirisannya

v Bagian batang (melintang atau membujur) yang diiris diletakkan diatas kaca benda, lalu ditetesi air dan selanjutnya ditutup dengan kaca penutup

v Diamati dibawah mikroskop

F.Hasil pengamatan

1. Daun

a. Irisan melintang daun (Plumeria SP)

Perbesaran 5 x 10

b.Irisan membujur daun (Plumeria SP)

perbesaran 5 x 10

2. Batang

a. Irisan melintang batang Amaranthus sp.

perbesaran 5 x 10

b.Irisan membujur batang Amaranthus sp.

Perbesaran 5 x 10

F. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar kita bisa mengetahui bagaimana cara membedakan irisan melintang dan membujur,dengan metode-metode yang telah kita pelajari pada teori sebelumnya.untuk menghasilkan suatu irisan yang tipis dan dapat diamati dibawah mikroskop tidaklah mudah,mesti menggunakan alat yang bisa menghasilkan irisan yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita harus menggunakan alat seperti mikrotom yang dapat mengiris suatu jaringan sampai dalam ukuran yang micron. Namun dalam percobaan ini berhubung alatnya rusak maka kita hanya menggunakan silet zorik,tentu hasil yang kita dapatkan tidak sebaik dengan menggunakan alat mikrotom dalam proses pengirisan. Oleh karena itu, hasil pengirisan harus dilakukan setipis mungkin karena kalau agak tebal maka irisan itu tidak dapat dilihat dibawah mikroskop dan hasilnya pun tidak baik.karena kita tidak bisa melihat sel atau jaringan yang terdapat di dalamnya.

Pada saat membuat irisan pada daun Plumeria SP baik itu irisan melintang maupun membujur sangatlah tidak mudah, sehingga itu kita memerlukan gabus untuk membantu dalam proses pengirisan, dikarenakan daun tidak seperti organ-organ tumbuhan lain seperti batang dan akar yang agak keras sehingga mudah untuk diiris. Gabus yang akan kita gunakan terlebih dahulu dibuat dalam bentuk balok kemudian diiris bagian tengahnya agar daun bisa di jepit dibagian tengah yang telah diris tadi.kemudian pengirisannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar hasil yang diperoleh bisa setipis mungkin dan bisa di amati dengan jelas dibawah mikroskop.

Pada roses pembuatan irisan melintang maupun membujur pada batang Amaranthus sp lebih mudah dari pada irisan pada daun Plumeria SP,karena batang Amaranthus sp lebih kaku sehingga mudah untuk diiris.Proses pembuatan irisan ini sangat mudah hanya dengan menggunakan silet dengan cara diiris setipis mungkin lalu di letakan diatas kaca objek dan ditetesi air lalu ditutup dengan kaca penutup.Kemudian sediaan diletakan dibawa mikroskop,dengan menggunakan perbesaran 5 x 10 sediaan sudah dapat diamati.

Dalam percobaan ini kita dapat mengamati jaringan pelindung(epidermis),jaringan dasar (parenkim),dan jaringan pengangkut(xylem dan floem)

Ø Jaringan epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya,selain itu jaringan epidermis juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, penyerapan air, penyimpan air atau sebagian kelenjar. Bentuk sel-sel epidermis tidak teratur, tanpa ruang antar sel, vakuolanya besar.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Ø Jaringan parenkim

Jaringan parenkim disebut juga sebagai jaringan dasar oleh karena merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Menurut bentuknya, parenkim sebagai jarigan dasar dapat dibagi menjadi beberapa kelompok misalnya: parenkim palisade (silindris memanjang), parenkim bunga karang (bentuk tak teratur), parenkim bintang, parenkim lipatan (dinding selnya melipat-lipat) dan terbanyak bentuknya membulat.

Ø Jaringan pengangkut

· Xylem

Xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea serta sel-sel parenkim xylem dan serabut xylem sebagai penyokongnya. Xylem pada awalya terbentuk dari meristem apikal lewat pembentukan prokambium dan disebut xylem primer.selanjutnya akibat pertumbuhan kambium akan terbentuk xylem sekunder.kedua bentuk xylem ini pada pertumbuhan selanjutnya akan berbaur sehingga sulit dibedakan. Jaringan xylem berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan zat hara dari akar kebagian lain dari tumbuhan.

· Floem

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe berbeda, yaitu pembuluh, sel pengiring, parenkim floem, serabut dan sklereid. Seperti halnya xylem, floem yang berasal dari prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil pertumbuhan kabium disebut floem sekunder.jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke tempat-tempat penyimpanan makanan cadangan dan bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkan.

G. Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan sediaan irisan memerlukan keterampilan yang khusus agar hasi irisan dapat diamati dengan baik dibawah mikroskop.untuk sedian irisan ditujukan pada tumbuhan atau hewan yang besar dan tebal.sedangkan tumbuhan atau hewan yang jaringannya lunak atau lembek sangat sulit untuk di iris sehigga itu terlebih dahulu di keraskan atau bisa juga dengan menggunakan gabus,sehingga bisa mempermudah dalam proses pengirisan.biasanya pengirisan dilakukan dengan mikrotom atau silet.

Sediaan irisan dibedakan atas dua cara arah pengirisan yaitu:

· Irisan melintang (cross section) : jika sediaan itu diiris tegak lurus pada sumbu organ

· Irisan membujur dibedakan menjadi dua yaitu:

- Irisan membujur radial : jika sediaan itu diiris tegak lurus pada sumbu organ

- Irisan membujur tangensial : apabila arah irisannya tidak melewati sumbu organ tetapi hanya sejajar dengan sumbu organ. Sebenarnya pengertiannya adalah sejajar dengan permukaan luar tubuh tumbuhan

G. Daftar Pustaka

Drs. Mochamad Nasir, M.SC. 1993. Penuntun praktikum biologi umum. Yogyakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Dra. Aryati P. Abdul, M.Kes. 2005. Bahan ajar biologi umum. Gorontalo: UNG

Team teaching mikroteknik. 2009. Bahan ajar mikroteknik. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo

Anonym. 2010. Pembuatan sediaan irisan. Tersedia di : http://wildascience.wordpress.com/2009/01/10/section_preparation/

*


Kamis, 27 Mei 2010


Praktikum 1

A. Judul : Filum Protozoa
B. Tujuan
1. Untuk melatih mahasiswa dalam mendeskripsikan cirri khas anggota-anggota protozoa berdasar ciri morfologi struktur tubuh.
2. Untuk melatih mahasiswa dalam melakukan identifikasi terhadap anggota protozoa.
C. Dasar Teori
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Protozoa dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).
1.Ciri-ciri umum :
a. Organisme uniseluler (bersel tunggal).
b. Eukariotik (memiliki membran nukleus).
c. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
e. Hidup bebas, saprofit atau parasit.
f. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
g. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
2. Sistem pencernaan
Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.
3. Sistem saraf
Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.



Berdasarkan arah geraknya protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu:
1). Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Sarcodina atau Rhizopoda (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu). Amoeba adalah Sarcodina yang menggunakan kaki semu atau pseupodia untuk bergerak dan menangkap mangsa. Rhizopoda ada yang terbungkus oleh cangkang misalnya Foraminifera dan Arcella. Amoeba adalah hewan bersel satu hidup bebas atau hidup sebagai parasit.
2). Kelas Flagellata (Mastigophora)
Flagellata merupakan protista mirip hewan atau protozoa, Flagellata ini bergerak dengan bantuan satu atau lebih flagela. Bentuk flagela seperti cambuk. Letaknya berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya. Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan, dinamakan fitoflagelata yang mengandung klorofil dan bersifat fotosintetik, contohnya Euglena. Adapun yang berbentuk seperti hewan disebut zooflagelata, tidak mempunyai klorofil dan bersifat heterotrof, contoh zooflagelata: Trypanosoma.
3). Kelas Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli
4). Kelas Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,
Plasmodium vivax.
D. Alat dan Bahan
1. Media asli sediaan pembenihan protozoa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mikroskop
2. Media gambar
3. Mikroskop
4. Preparat/slide beberapa protozoa
E. Cara Kerja
1. Melakukan pengamatan atau pemeriksaan terhadap preparat dengan menggunakan mikroskop dari pembenihan protozoa
2. Menggambar struktur morfologi dari tubuh anggota protozoa
3. Melakukan identifikasi terhadap anggota protozoa yang diamati dengan menggunakan kunci identifikasi yang ada.

















F. Hasil Pengamatan
1). Paramecium sp
a.




Perbesaran 5 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
b.




Perbesaran 10 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
c.



Perbesaran 45 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
2). Euglena sp
a.




Perbesaran 5 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
b.



Perbesaran 10 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
c.



Perbesaran 45 x 10

Keterangan:
1).
2).
3).

3). Amoeba sp
a.




Perbesaran 5 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
b.




Perbesaran 10 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).
c.



Perbesaran 45 x 10
Keterangan:
1).
2).
3).

G. Pembahasan
Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Protozoa dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).
Ciri-ciri umum :
a. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
b. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
c. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e. Hidup bebas, saprofit atau parasit
f. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
g. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Berdasarkan alat geraknya, protozoa dibedakan menjadi 4 kelas yaitu: kelas rhizopoda, flagellata, ciliata, dan suctoria.
1. Kelas Rhizopoda
Rhizopoda (rhizoid= akar, pedos= kaki), semua protozoa yang bergerak dengan.
kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel, yang berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Perkembangbiakan secara tidak kawin melalui pembelahan biner dan pembentukkan kista.
Ciri-ciri rhizopoda:
a. Rhizopoda berkembang biak secara vegetative dengan membelah diri.
b. Kebanyakan hidupnya di air tawar dan air laut.
c. Makanannya diambil dengan cara fagosit
d. Hewan ini memiliki kaki semu yang berfungsi sebagai alat gerak dan penangkap mangsa. Kaki semu merupakan penjuluran dari sebagian protoplasma.
e. Geraknya disebut gerak amoeboid.
f. Di dalam endoplasm,a terdapat satu atau lebih inti, vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda air tawar.
g. Vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan sedangkan vakuola kontraktll berfungsi sebagai alat ekskresi.
h. Vakuola kontraktil juga berfungsi memelihara keseimbangan osmosis sel sehingga mencegah pengembangan di luar batas yang dapat menagkibatkan rhizopoda pecah.
i. Pernafasannya dilakukan dengan difusi memakai seluruh permukaan tubuhnya.
Jenis yang diamati pada praktikum kali ini adalah amoeba. Amoeba merupakan salah satu anggota rhizopoda yang terkenal. Bentuk amoeba senantiasa berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan yang banyak mengandung bahan organik tetapi ada juga amoeba yang hidup sebagai parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba.






Gamabar : Amoeba sp
Ciri-ciri Amoeba
a. Memiliki Kaki Semu (pseudopodia) sebaga alat gerak.
b. Bersel Satu.
c. Hidup Bebas, di tanah atau tempat berair yang mengandung zat organik.
d. Berkembang biak dengan membelah diri (pembelahan biner).
1). Struktur tubuh amoeba
Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi:
• Sebagai pelindung inti sel.
• Pengatur pertukaran zat.
• Alat pergerakan.
• Untuk menangkap rangsangan dari luar
Sitoplasma pada amoeba.
• Ektoplasma: sitoplasma bagian luar dan bersifat encer.
• Endoplasma: Sitoplasma bagian dalam dan bersifat kental.
2). Pencernaan amoeba
Makanan amoeba biasanya seperti gangga. Bakteri protozoa lainnya, dan tumbuhan yang sudah mati. Makanannya diambil dengan cara menangkap (fagositosis) melalui gerakan kaki semu lalu dimasukan k+edalam vakuola makanan dan dicerna didalamnya.
3). Respirasi amoeba
Pertukaran gas terjadi melalui seluruh permukaan tubuh. Oksigen berdifusi dari air melalui membran sel dan masuk kedalam sel. Oksigen digunakan untuk mengoksidasi makanan sehingga dapat menghasilkan energi dan zat karbondioksida (CO2). Selanjutnya CO2 dikeluarkan melalui membran sel.
4). Reproduksi amoeba
Amoeba bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan cara membelah diri (pembelahan biner).
2. Kelas Flagellata
Flagellata (Latin,flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani,mastig = cambuk, phora = gerakan) Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Euglena adalah salah satu contoh kelas flagellate yang sudah kita amati.







Gambar: Euglena sp

Ciri-ciri umum Euglena:
a. Organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota
b. Sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema. Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
c. Ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel.
d. Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
e. Pada dasarnya euglenoid memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel.
f. Perkembangbiakan seksualnya mungkin tidak terjadi atau jika ada jarag sekali terjadi.
1). Struktur tubuh euglena
Bentuknya oval memanjang, di bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel. Didekat mulut sel terdapat bintik mata yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang Didalam sitoplasma terdapat butir-butir kloroplas berbentuk oval yang berisi klorofil.
2). Alat gerak euglena
Alat gerak euglena adalah flagellum atau cambuk getar. Letaknya berada pada ujung depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. tubuhnya namun ada juga di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
3). Alat pernafasan euglena
Euglena juga memiliki alat pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran hidrogen yang terkandung di dalam kornel.
4). Reproduksi euglena
Reproduksi euglena secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan biner) secara membujur.Mula-mula intinya, kemudian diikuti membran plasmanya secara memanjang.
3. Kelas ciliata
Kelas siliata (cilia= bulu getar) adalah hewan bersel satu yang permukaan tubuhnya dipenuhi rambut getar. Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap yaitu oval. Ciliata hidup di tempat berair. Contoh ciliata yang hidup bebas diair adalah Paramesium caudatum.








Gambar: Paramesium sp
Paramaecium caudatum adalah anggota Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas mikronukleus yang berperan dalam reproduksi dan makronukleus yang berperan dalam pencernaan.
1). Reproduksi paramecium
Paramecium berkembang biak dengan pembelahan biner. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebutidentik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma.








Gambar: Proses reproduksi seksual paramecium
• Dua Paramecium saling berdekatan lalu saling menempel. Kemudian terjadi dua sel saling menempel pada bagian mulut sel. Membran sel pada sel yang saling menempel tersebut melebar dan terbentuk suatu saluran.
• Pada bagian masing-masing sel terdapat mikronukleus diploid (2n) yang membelah secara meiosis menjadi 4 mikronukleus haploid (n), sedangkan makronukleusnya tidak mengalami perubahan.
• Selanjutnya, masing-masing 4 mikronukleus haploid (n), di setiap sel membelah secara mitosis menjadi 8 mikronukleus (n). 8 mikronukleus (n) yang terbentuk, 7 mikronukleus hancur, sehingga setiap sel hanya memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
• ]Mikronukleus membelah secara mitosis menjadi 2 mikronukleus, sedangkan makronukleus lenyap, sehingga pada masing-masing sel hanya mengandung mikronukleus.
• Terjadi saling tukar-menukar mikronukleus, yaitu mikronukleus pindah ke sel lain dan sebaliknya. Mikronukleus yang saling tukar-menukar tersebut melebur dengan mikronukleus yang tidak pindah. Jadi, setelah hasil peleburan itu, setiap sel memiliki mikronukleus diploid.
• Setiap sel yang telah memiliki mikronukleus diploid (2n), selnya pisah dan konjugasi berakhir. Kemudian 1 mikronukleus membelah secara mitosis menghasilkan 2 mikronukleus.
• Salah satu dari 2 mikronukleus itu tumbuh menjadi makronukleus, sehingga setiap sel memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
4. Kelas sucktoria
• Suctoria termasuk dalam phyllum Protozoa.
• Suctoria yang sudah dewasa tidak mampunyai tetapi mempunyai tentukel (sungut) dan protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostoma.
• Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang.
• Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.
1). Bentuk tubuhnya :
• Berbentuk bola panjang.
• Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda).
2). Bentuk tentakel
• Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak.
- Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil.
• Runcing
- Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.
3). Hidupnya
• Bebas
- Pada tempat yang sejuk misal Podophyra.
- Pada payau (pertemuan antara sungai dan laut).
- Pada air asin.
- Pada tumbuhan
• Parasit
- Pada binatang air yang kecil.

4). Perkembang biakan
• Dengan pembelahan (fission) atau
• Pembiakan (budding)
Contoh
a. Podophyra  hidup bebas dalam air yang sejuk
b. Dendrosoma  bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya
c. Sphaerophrya  berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor
d. Trichophrya Micropteri  hidup pada insang ikan laut
e. Allantosoma  hidup pada usus besar kuda.
H. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tubuh amoeba dapat berubah (tidak tetap). Amoeba bergerak dengan kaki semu (pseudopodia), amoeba merupakan hewan yang bersel satu. Amoeba merupakan salah satu anggota rhizopoda yang terkenal. Bentuk amoeba senantiasa berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan yang banyak mengandung bahan organik tetapi ada juga amoeba yang hidup sebagai parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba. Amoeba berkembang biak dengan membelah dirisecara vegetatif.
Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi sebagai pelindun inti sel dan sebagai alat gerak. Enthoplasma berada pada bagian luar dan bersifat encer, sitoplasma pada bagian dalam dan bersifat kental.
Amoeba menangkap makanan dengan menggunakan kaki semu, yang kemudian dimasukan dalam vakuola makanan dan di cerna di dalamnya.
Sistem respirasi pada Amoeba secara difusi, pertukaran gas melalui seluruh permukaan tubuh.





















Dafatar Pustaka
Andri Priyanto. 2010. Protozoa Umum. Tersedia di : http://andripriyanto.blog.friendster.com/2009/11/nemathelmintes/
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Maskoeri Jasin. 2010. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya
Sugeng Paranto. 1982. Invertebrata Sistematik hewan Rendah 1. FKIE IKIP Surabaya